Selasa, 29 Januari 2013

Bangkitkan Bangsa Melalui Kebiasaan Yang Bergejolak Pada Mahasiswa

Mahasiswa, sebuah kata yang mimiliki makna yang sangat dalam. Jika diartikan secara harfiah maka bisa disebut siswa yang paling tinggi. Mahasiswa, jika mendengar kata ini maka seringkali yang terbersik di benak kita adalah kalangan pemuda/pemudi yang tangguh dan gigih dalam berjuang menuntut ilmu, menggapai cita, dan terus berkarya untuk bangsa. Kata Maha itu sendiri hanya diberikan kepada 2 golongan, yaitu Tuhan (Allah) dan Siswa. Mahasiswa itu ibarat permata yang masih terjaga keasliannya, jika terus dijaga dan dikembangkan maka kelak akan memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi kemajuan suatu bangsa. Sehingga tak jarang ada yang mengatakan “Bangsa yang berhasil adalah bangsa yang generasi mudanya mampu berkontribusi dengan baik bagi kemajuan bangsa kedepannya, dalam hal ini mahasiswa”.
Di tingkat mahasiswa inilah seorang pemuda mampu berfikir dan bertindak secara signifikan. Mahasiswa juga bisa dianalogikan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak jika tidak diarahkan dengan baik. Jika kita kembali menelusuri masa lalu, maka peran mahasiswa dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia sangatlah besar. Mulai dari ide-ide kreatif yang dicetuskan, sampai kepada gerakan-gerakan baik skala kecil maupun skala nasional. Sebuah kalimat yang pantas untuk menjadi kebanggaan mahasiswa pernah diungkapkan oleh Bapak Proklamator Indonesia, yaitu Ir. Soekarno : “Berikan aku 1000 orang tua maka akan kucabut Mahameru sampai ke akar-akarnya, dan berikan aku 10 orang Pemuda maka akan kuguncangkan dunia”. Kebiasaan  inilah yang harus terus dipupuk jika ingin terus mempertahankan hakekat mahasiswa yang sebenarnya. HIDUP MAHASISWA, MAJU MAHASISWA, MAJU BANGSA INDONESIA!
1.      Kebiasaan Baik dan Buruk dari Mahasiswa
1.1  Kebiasaan Buruk di Kalangan Mahasiswa
Mahasiswa bukanlah seorang malaikat, yang diciptakan dengan kesempurnaan sehingga tak akan luput dari kesalahan. Dibalik nama besar seorang Mahasiswa juga terdapat banyak adat dan kebiasaan buruk yang saat ini cukup membuat kita menjadi miris.
a.       Budaya Tawuran dan Perkelahian
Belakangan ini kalangan mahasiswa sering disoroti dan menjadi salah satu bahasan penting di media massa. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah budaya kekerasan dan tawuran antar mahasiswa yang mulai kembali marak terjadi di beberapa daerah. Alhasil kembali yang disoroti tidak hanya kalangan mahasiswa itu sendiri, tapi juga jajaran petinggi Kampus dan Kementrian Pendidikan. Belakangan diketahui beberapa penyebab dari tawuran dan kekerasan ini adalah permasalahan sepele yang kemudian dibesar-besarkan. Sikap fanatisme kedaerahan, solidaritas kepada teman, dan faktor lingkungan juga tak luput dari penyebab dari masalah ini.
Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar. (Sumber: TV One)
b.      Budaya dan Kebiasaan Mencontek
Teringat sebuah kalimat “Ala bisa karena biasa”, mungkin inilah yang saat ini bisa dijadikan sebagai patokan dari kebiasaan buruk mencontek mahasiswa. Entah karena memang sudah menjadi perbuatan yang wajib atau memang sebuah kebutuhan, budaya mencontek saat ini begitu lekat dengan dunia pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2006 sebanyak 81,3 % mahasiswa pernah mencontek. Faktor penyebab seorang mahasiswa mencontek adalah karena persaingan yang ketat antar mahasiswa untuk meraih prestasi. Persaingan yang tinggi inilah yang kemudian menimbulkan kecemasan dalam diri seorang mahasiswa sehingga timbullah budaya mencontek sebagai solusinya.
Hasil penelitian selanjutnya (Mubarok 2009) menunjukkan faktor penyebab mencontek yang paling dominan adalah menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, mudah menyerah, kurang percaya diri, dan tidak dapat mengatur waktu dengan baik, sehingga menganggap perbuatan mencontek adalah sesuatu yang wajar dilakukan.
Budaya mencontek jika tidak dihentikan sejak dini, maka kelak juga akan berpengaruh pada seorang mahasiswa manakala telah memasuki jenjang selanjutnya (pekerjaan). Dimana budaya mencontek inilah yang kelak menjadi dasar bagi seseorang untuk tidak berprilaku jujur sehingga kelak akan menimbulkan budaya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
c.       Budaya Titip Absen (TA)
Disadari ataupun tidak, terkadang kita sebagai mahasiswa menganggap suatu pertemuan tatap muka di kelas itu tidak terlalu penting. Tak jarang ada pula sebagian mahasiswa yang menganggap bahwa ilmu yang didapatkan di luar itu tidak sebanding dengan di dalam kelas, ataupun sebaliknya. Namun di beberapa kampus yang telah menerapkan aturan ketat di segi kehadiran menyebabkan mahasiswa harus memenuhi target absensi yang telah ditentukan.
Walau begitu, berdasarkan survey yang dilakukan tim Studenta Jurnal Bogor kepada 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bogor dan sekitarnya, 80 mahasiswa justru mengaku pernah melakukan titip absen saat kuliah maupun praktikum berlangsung.
Dari 80 mahasiswa tersebut, 76,25 persen di antaranya melakukan titip absen sebanyak satu sampai lima kali dalam satu semester, 11,25 persen lainnya enam hingga sepuluh kali, dan sisanya lebih dari 10 kali.
Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab budaya ini yaitu: kemalasan untuk ikut kuliah, sibuk dengan kegiatan lain, sering terlambat masuk ke kelas, sampai kepada bosan & tidak mengerti ketika di kelas.
d.      Moralitas dan Akhlak Keseharian
Mahasiswa merupakan simbol majunya kualitas pendidikan di suatu bangsa. Namun kemajuan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari segi intelektualnya saja, melainkan juga dari sifat dan akhlak pelakunya, dalam hal ini mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Dewasa ini banyak yang menganggap sifat dan akhlak mahasiswa tidak lagi mencerminkan bahwa mereka adalah kaum intelek. Itu bisa dibuktikan dari banyaknya kebiasaan dari akhlak mahasiswa saat ini yang acuh dan seakan tidak mau peduli dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Dalam tataran nasional, kegagalan hasil pendidikan di Indonesia bisa terlihat dari tingginya indeks prestasi korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh ICW dan rendahnya etos kerja di kalangan masyarakat pekerja. Menurut data-data dari ICW, sumber kegagalan negara dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada adalah bermula dari bobroknya akhlak dan moral para pemegang kebijakan yang menyebabkan suburnya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menyentuh seluruh sektor pembangunan. Para SDM yang dihasilkan dari produk pendidikan yang ada, tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dari tahun ke tahun. Justru kebanyakan hasil outcome pendidikan ini memperlihatkan sikap-sikap materialisme dan hedonisme yang mempengaruhi tingkah laku dan kebijakan-kebijakan dalam menyelesaikan permasalahan mereka. Maka tidak aneh jika ICW mengeluarkan data yang diambil dari Transparasi Internasional Indonesia (TII) tentang IPK Indonesia yang dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan rendahnya indeks.
e.       Kebiasaan Seks Bebas dan Narkoba
Mahasiswa, tidak dapat dipungkiri adalah masa-masa yang bagi sebagian kalangan adalah masa yang sangat baik untuk kemudian mempersiapkan diri ke jenjang yang lebih baik. Tidak terkecuali dalam hal mencari pasangan hidup. Tak jarang seorang mahasiswa ada yang berpendapat bahwa masa mudanya harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bersenang-senang. Maka tidak sedikit dari mahasiswa yang memanfaatkan masa kuliahnya hanya pada orientasi kesenangan sementara. Tuntutan tugas dan amanah yang berlebihan juga terkadang menjadi penyebab seorang mahasiswa menggunakan jalan pintas yang salah untuk menenangkan dirinya.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks; Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan; Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi; Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah pelajar remaja perempuan. Yang terbaru adalah dari hasil survey BKKBN 2010 yang mengatakan bahwa 51% pelajar di Indonesia telah melakukan hubungan pra-nikah. Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja. Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan.
Faktor lain yang juga terkadang menjadi penyebabnya adalah dari pengaruh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan bergaul.
f.       Kurangnya Minat Baca di Kalangan Mahasiswa
Berdasarkan data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling  rendah (nilai 51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Tahun 1998-2001 hasil suvei IAEEA dari 35 negara, menginformasikan kemampuan baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir.
Data dari BPS pada tahun 2006, masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca (23,5%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan radio ketimbang membaca. Dengan data ini terbukti bahwa membaca belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Inilah yang terkadang menyebabkan kenapa lulusan Sarjana dari bangsa kita masih begitu banyak kekurangan. Disaat mahasiswa di Negara lain telah menjadikan membaca sebagai salah satu dari kebutuhan primer mereka, justru di kalangan mahasiswa kita masih banyak yang menganggap membaca itu hanyalah suatu pekerjaan yang membosankan dan biasanya hanya dilakukan ketika mendekati proses ujian.

1.2  Kebiasaan Baik di Kalangan Mahasiswa
Jika dianalogikan, mahasiswa itu ibarat jagung yang sedang tumbuh di suatu kebun. Yang mana selama masa tumbuh harus dirawat dan dijaga sebaik mungkin untuk menghindarkan dari berbagai gangguan. Mahasiswa juga seperti ini, dibalik kekurangan dari mahasiswa juga menyimpan banyak kebiasaan baik yang jika dijaga dan dikembangkan maka akan menjadi suatu senjata untuk merubah suatu bangsa kearah yang lebih baik. Kita ambil beberapa contoh kebiasaan baik yang harus terus dipupuk oleh mahasiswa secara umumnya.
a.       Memiliki Semangat Juang dan Tenaga Yang Tinggi
Bukan mahasiswa namanya jika tidak memiliki semangat dan daya juang yang tinggi. Kebiasaan inilah yang tidak dimiliki oleh generasi lain. Dengan kebiasaan inilah mahasiswa dituntut untuk lebih gigih dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diterimanya. Jika kita memaknai kalimat Bung Karno mengenai pemuda, maka bisa jadi yang dijadikan salah satu alasan dari kalimat itu adalah kebiasaan ini. Seorang mahasiswa terkadang dihadapkan pada berbagai masalah yang dihadapi, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat. Semangat juang inilah yang kemudian bisa membalikkan segala kemustahilan dari segala permasalahan yang terkadang dihadapi.
Selain itu, pada masa mahasiswa adalah puncak dimana kekuatan dan tenaga seorang manusia itu seimbang. Dengan semangat juang dan tenaga yang tinggi ini pula, kedepannya setiap mahasiswa dapat mengembangkan dirinya untuk terus melakukan hal-hal yang sangat luar biasa baik bagi dirinya dan terlebih lagi bagi orang lain.
Jika kita kembali melihat ke masa orde baru, dimana bangsa ini benar-benar sedang berada dalam masa keterpurukan, maka akan langsung terlintas di benak kita akan semangat juang dan tenaga yang tinggi dimana mahasiswa menggalang kekompakan dengan masyarakat untuk sama-sama mengatasi konflik yang memang sudah seharusnya segera diselesaikan.
b.      Mampu Berfikir dan Bertindak Secara Nyata
Saat ini bangsa Indonesia mengalami banyak masalah yang tak kunjung ditemukan jalan keluarnya. Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang terbelakang, bukan pula bangsa yang miskin. Akan tetapi masalah yang saat ini dihadapi bangsa ini adalah kurangnya pemimpin dan masyarakat yang mau berfikir dan bertindak secara nyata untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan bangsa yang timbul. Disinilah peran nyata dari mahasiswa, tidak hanya dituntut mampu berfikir secara kritis dan realistis tapi juga dibutuhkan aksi yang nyata untuk terus membenahi bangsa yang besar ini.
Mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung telah dituntut untuk terus memberikan sumbangsih yang nyata kepada masyarakat. Di era saat ini, dimana media informasi begitu cepatnya beredar, terkadang mahasiswa hanya diberitakan ketika telah melakukan aksi turun ke jalan. Seolah-olah mahasiswa hanya bisa aksi dan aksi tanpa ada perundingan terlebih dahulu.
Tapi tahukah kita, sebenarnya dibalik pemberitaan itu, mahasiswa secara sistematis telah mengadakan perundingan terlebih dahulu kepada pihak yang terkait mengenai masalah-masalah yang sering dihadapi.
Tindakan nyata dari mahasiswa tidak hanya bisa dilihat ketika adanya aksi, tapi juga dari hasil-hasil pemikiran mahasiswa yang kemudian banyak dijadikan sebagai referensi dalam pengambilan keputusan, baik yang berskala lokal maupun nasional. Belakangan ini juga kontribusi mahasiswa tidak cukup sampai pada aksi semata, tapi juga gerakan-gerakan untuk kembali membangun bangsa begitu giat dilakukan oleh hamper seluruh mahasiswa.
Tak tangung-tanggung, ada yang sampai rela mengorbankan studinya untuk berjalan ke pelosok-pelosok negeri untuk kemudian mendidik masyarakat awam sebagai bukti nyata bahwa mahasiswa Indonesia itu selaras dalam berfikir dan bertindak secara nyata.
c.       Bergerak sebagai Agent of Change
Mahasiswa sebagai Agent of Change, slogan ini memang begitu melekat di kalangan mahasiswa. Entah apa yang mendasari sehingga slogan ini begitu akrab bagi mahasiswa. Tapi memang pada kenyataannya, tidak dapat dipungkuri bahwa salah satu tugas utama dari mahasiswa yaitu berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara sebagai agen perubahan.
Seringkali terbesik di fikiran kita mengapa harus mahasiswa yang bergerak sebagai agen perubahan? Alasannya tidak lain karena memang melalui potensi yang dimiliki oleh mahasiswa, maka pantaslah mahasiswa itu dianggap sebagai agen perubahan.
Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan energik. Idealis berarti (seharusnya) mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebani oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang terlalu besar.
Kesadaran bahwa mahasiswa 'harus' menjadi agen perubahan merupakan langkah awal yang kemudian harus dibarengi dengan pemahaman bagaimana cara melakukan perubahan atau ke arah mana perubahan itu kita arahkan.
Beberapa alasan mengapa mahasiswa harus benar-benar menjadi agen perubahan, yaitu:
1.      Kondisi masyarakat saat ini yang telah jauh menyimpang dari norma dan aturan yang seharusnya berlaku di masyarakat. Salah satu contohnya yaitu budaya korupsi dan pergaulan bebas yang saat ini begitu meresahkan masyarakat.
2.      Perubahan adalah suatu keniscayaan, atau sunnatullah. Artinya suka atau tidak, kita akan menemui perubahan. Kalaupun kita diam, maka ada banyak pemikiran lain (komunis, liberal, dll) yang mencoba mengubah masyarakat sesuai dengan kehendak mereka. Oleh karena itu, diamnya kita berarti membiarkan 'kekalahan' ideologi yang kita yakini kebenarannya dan membiarkan terjadinya perubahan ke arah yang tidak kita kehendaki.
2.      Solusi Untuk Mengatasi Kebiasaan Buruk Mahasiswa
Berbagai permasalahan yang timbul yang dikarenakan kebiasaan buruk mahasiswa, tidaklah serta-merta dapat dijadikan sebagai tolak ukur bahwa mahasiswa saat ini telah menurun kemampuannya. Berbagai kebiasaan yang buruk terkadang timbul dari masing-masing individu maupun kelompok yang ada di lingkungan mahasiswa.
Beberapa solusi yang bisa diberikan untuk mengatasi kebiasaan buruk pada mahasiswa yaitu:
a.       Menanamkan sejak dini pentingya pengetahuan akan Agama dan Norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Dengan budaya seperti ini, maka secara tidak langsung akan mengurangi bentuk kebiasaan buruk di kalangan mahasiswa.
Dalam Undang-undang No. 10 tahun 1922 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera disebutkan bahwa agama berperan penting dalam mewujudkan keluarga sejahtera.
Lebih dari 90 persen kaum muda Muslim Indonesia mengatakan bahwa percaya kepada Tuhan adalah penting, dan lebih dari 60 persen mengatakan bahwa menjadi seorang Muslim yang baik adalah penting.
b.      Memaksimalkan Peran Serta Keluarga
Tak dapat dipungkiri, keluarga adalah lingkungan pertama seseorang untuk mengenyam pendidikan. Di lingkungan keluarga pula lah diajarkan bagaimana cara bergaul dan berinteraksi yang baik. Oleh karena itu, peranan keluarga untuk mencegah kebiasaan buruk mahasiswa sangatlah penting. Berdasarkan survey LSI 95,5% responden mengatakan bahwa hubungan mereka dengan orangtua mereka sangat baik. 92,1% menyatakan ‘tidak benar’ terhadap pernyataan “orang tua saya tidak peduli”. Bahkan, 78,1% responden menyatakan adalah tindakan yang salah bila seorang anak tidak meminta nasihat orang tua. Sedangkan 96,5% menyatakan bahwa orang tua mereka sering memberi nasihat. Bahkan 78,1% responden menyatakan adalah tindakan yang salah bila seorang anak tidak meminta nasihat orang tua.
c.       Manajemen Diri dan Kelompok
Terkait beberapa kebiasaan buruk mahasiswa dalam pergaulan sehari-sehari, sudah sepatutnya diajarkan bagaimana cara untuk mengatur diri dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari.. Karena secara tidak langsung, jika cara ini diterapkan dengan baik maka akan berdampak positif bagi kinerja nyata mahasiswa sebagai agen of change.
d.      Memaksimalkan Kegiatan yang Bernilai Positif
Melalui kegiatan seperti ini, maka secara tidak langsung akan membentuk sikap empati mahasiswa. Terlebih lagi banyak dari kalangan mahasiswa sendiri yang terkadang bingung untuk mengisi kekosongan waktunya. Dengan adanya kegiatan positif maka aktivitas mahasiswa yang tadinya hanya berorientasi pada kesenangan semata, akan lebih bermakna dengan adanya kegiatan yang bersifat membangun seperti ini.
3.      Kesimpulan
Mahasiswa sebagai Agent of Change saat ini dihadapkan pada berbagai persoalan. Tidak hanya mengenai masalah bangsa dan negara, tapi juga masalah untuk terus berbenah dari kebiasaan buruk yang saat ini sedang marak terjadi. Mahasiswa yang baik bukanlah yang tidak mempunyai kebiasaan buruk, melainkan dia mengubah kebiasaan buruk itu menjadi kebiasaan yang lebih baik.
Beberapa faktor penting dimana masalah kebiasaan buruk sering timbul pada mahasiswa, yaitu kurangnya pemahaman sejak dini mengenai agama, norma dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu faktor keluarga dan lingkungan juga mempengaruhi kebiasaan seorang mahasiswa. Kebiasaan yang baik juga akan memberikan hasil yang baik, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu sudah sepatutnya ditanamkan sejak dini pemahaman akan pentingnya agama, norma, keluarga, dan lingkungan agar seorang mahasiswa mampu terbiasa untuk bekerja dan berbuat yang terbaik bagi agama, bangsa dan Negara.


“Mahasiswa itu ibarat sebuah jagung, jagung ini kemudian ditutup dengan tanah untuk menghindarkannya dari gangguan burung. Begitu juga dengan mahasiswa harus dihiasi dengan iman agar terhindar dari kebiasaan buruk. Jagung yang ditutupi tanah itu kelak akan tumbuh. Dan ketika sudah tumbuh maka harus disiram dengan air. Pada mahasiswa air ini diibaratkan sebagai ilmu, karena tabiat air dan ilmu itu sama yaitu mendekati tempat yang rendah. Ilmu ini akan datang pada mahasiswa yang rendah hati. Selain disiram, jagung tadi juga perlu dipupuk, dan sifat dari pupuk itu bau. Begitu juga ketika mahasiswa telah sukses maka kelak akan banyak orang yang mencelanya, tapi ketahuilah kelak itu yang akan memajukan Mahasiswa Indonesia, itulah peran Mahasiswa yang sesungguhnya.”
Hidup Mahasiswa
Maju Mahasiswa
Majulah Bangsa Indonesia
»»  READMORE...

Rabu, 03 Oktober 2012

Sharing Tentang Keutamaan Masjid yuk,.


1. Masjid itu istana Allah, jd yg pengen ktemu Allah ga usah jauh-jauh,. #cintamasjid
2. brangsiapa yg melangkahkan kakinya ke masjid maka akan diampuni dosanya & diangkat derajatnya,. #cintamasjid
3. syp yg lg susah, galau, bnyk utang, dll silahkan ke masjid aja lapor ke yg Maha Memiliki masalah,. #cintamasjid
4. salah satu indikator org yg beriman jg adalah rajin ke masjid,.#cintamasjid
5. org yg sering ke masjid jg punya nilai tambah dr sisi silaturahim krn bisa senantiasa slg mengunjungi,. #cintamasjid
6. bangunan yg plg dimuliakan oleh Rasul jg adalah masjid, contohnya pada saat nabi hijrah dr mekah ke madinah,. #cintamasjid
7. org yg sring ke masjid jg kelak akan dibangga-banggakan Allah kepada penduduk langit,. #cintamasjid
8. dipuji pnduduk dunia aja udh Wow, apalagi penduduk langit udh SUPER WOW,. :D #cintamasjid
9. di masjid jg kita bisa cerdas loh, buktinya aktivis masjid kan belajarnya di masjid makanya jd juara kelas,. #cintamasjid
10. kata syp di masjid cman buat belajar agama? buktinya Rasul jg ngajarin politik, perang, dll itu di masjid, tp bkn terorisme yh.. hehe #cintamasjid
11. masjid jg kelak menjadi saksi bagi org2 soleh di hadapan Allah,.#cintamasjid
12. org yg selalu memakmurkan masjid jg kelak diberi pintu khusus buat masuk surga,. :-D #cintamasjid
13. bagi pemuda yg hatinya selalu terpaut dgn masjid, maka Allah akan menjaminnya masuk surga,. #cintamasjid
14. org yg shalat berjamaah di masjid pahalanya 27 kali lipat dibanding yg shalat sendirian di rumah,. #cintamasjid
15. org yg sdh berniat u/ berjamaah di masjid tp telat maka telat dicatat untuknya pahala berjamaah,. #cintamasjid
16. org yg sering ke masjid jg insya Allah rezekinya lancar, ga percaya? ayo buktikan,. #cintamasjid
17. yuk siap2 ke masjid, ntar kita lanjut lg ba'da isya,. #cintamasjid
18. org yg shalat berjamaah di masjid slamat 40 hari brturut-turut akan mendapat 2 jaminan,. #cintamasjid
19. yaitu dibebaskan dr api neraka & sifat munafik,. #cintamasjid
20. nah bagi wanita/akhwat yg lg nyari jodoh, ga usah susah-susah, cari aja ke masjid,. #cintamasjid
21. insya Allah ga akan salah pilih kok, klo memang nyarinya yg berkualitas,. #cintarohis
22. gmn tdk, udh ganteng, keren, soleh, cerdas, rajin ke masjid lg, hehe #cintamasjid
23. so. tunggu apa lg? ayo ramaikan masjid biar hidup kita makin berkah,. #cintamasjid

»»  READMORE...

Sabtu, 12 Mei 2012

Ada Apa Dengan ADK Kita?

Kenapa harus ADK? ADK itu sendiri apa?
Sebelum masuk kepada inti permasalahan ADK yang kita hadapi saat ini, saya ingin menjelaskan terlebih dulu apa makna dari ADK itu sendiri.
Dari pandangan saya, Aktivis Dakwah Kampus (ADK) itu sendiri adalah orang yang bergerak dan berusaha untuk terus saling mengajak kepada amar ma'ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebenaran dan menjauhi kemungkaran). Dengan kata lain ADK itu sendiri adalah basic dari kebangkitan dakwah yang saat ini terus diperjuangkan.
Namun bagaimana dengan keadaan ADK sendiri yang kita lihat saat ini? Apakah sudah mencerminkan sikap dari ADK yang benar-benar diharapkan?
Jika kita melirik kepada kebangkitan Islam maka harusnya ADK kita saat ini sudah memiliki sikap-sikap yang memang menjadi identitas mereka sendiri.
Namun yang saya lihat pada kenyataannya agak miris jika melihat kondisi aktivis kita saat ini. Beberapa alasan saya mengatakan ini yaitu:
1. Memang hidayah itu datangnya dari Allah, namun mengapa kita tidak mau menjemput hidayah itu?
Contoh : Di Jakarta ini mungkin sudah terlalu sering diadakan kajian atau tasqif yang bisa meningkatkan tsaqofah kita baik mengenai ilmu agama maupun ilmu-ilmu lain. Tapi kenapa terkadang kita malas dan malaha lebih memilih untuk tidur-tiduran di rumah?
#Jawablah pake hati nurani kita sendiri
2. Khusus ikhwan, betapa miris melihat pada beberapa kajian yang justru dihadiri oleh sebagian besar oleh akhwat kita, namun ikhwan yang hadir mungkin bisa dihitung jari.
Ya memang kuantitas tidak bisa dijadikan satu-satunya tolak ukur atas militansi seorang aktivis, namun itu juga sudah menggambarkan sebagian dari pribadi mereka yang betul-betul punya kemauan besar untuk terus menimba ilmu dan berbenah diri.
3. Mohon maaf jika kita mengevaluasi bacaan Al Qur'an kita, mungkin sebagian besar dari kita maih banyak yang keliru. Namun miris ketika kita sudah difasilitasi dengan adanya tahsin yang notabene GRATIS malah justru banyak dari kita yang tidak menggubrisnya dengan baik.
4. Hijab, yah saya memang belum terlalu paham kalo masalah ini. Namun kebanyakan dari kita yang mengembar-gemborkan arti HIJAB ini begitu saja namun juga masih sering melanggarnya.
Ya saya memang masih baru masalah hijab, tapi setelah memahami sedikit demi sedikit mengenai hijab ini sungguh begitu luar biasa dampaknya. Ya memang jika kita menerapkannya secara kaffah memang belum bisa, namun jika terus dibenahi WHY NOT?
5. Dalam suatu forum pernah ada seorang narasumber yang juga salah seorang mantan reaper mengatakan : "Konsumsi bagi seorang aktivis dakwah itu sebenarnya sudah bukan nasyid lagi, namun yang harusnya mereka konsumsi itu adalah MUROTTAL AL QUR'AN".
Nasyid aja udah kurang ahsan, apalagi yang kebiasaannya hanya mendengarkan lagu-lagu yang notabene tidak ada manfaatnya.
Tapi saya sendiri tidak menyalahkan bagi yang memang masih bergelut di bidang ini.

Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan, Wallahu Alam.
Syukron wa afwan jiddan jika ada kata-kata yang menyinggung, namun saya hanya ingin kita tetap saling mengingatkan kepada kebenaran.
Bangkitlah sodaraku, harapan itu masih ada.. :)
»»  READMORE...

Rabu, 09 Mei 2012

Why must Us (Pemuda)?

Why must Us alias kenapa harus kita?
Mungkin istilah ini biasa kita dengar, apalagi bagi teman-teman pecinta sepakbola yang sering melihat slogan ini digunakan oleh salah satu pemain sepakbola profesional di Inggris. Namun kali ini saya merubah sedikit slogan ini.
Beberapa alasan yang mungkin bisa saya berikan yaitu:
1. Karena kita adalah pemuda yang kedepannya Insya ALLAH menjadi pemimpin bangsa ini, so let's move on and keep spirit.
2. Karena kita adalah cerminan bangsa, negara dan Agama Islam kedepannya, maka dari sekarang harus berbenah diri.
3. Karena kita begitu berarti, ini bisa ditangkap dari pernyataan Bung Karno : "Berikan saya 10 pemuda saya akan mengguncang dunia". It's so amazing, tapi pemuda yang seperti apa? Ya kita-kita inilah yang dimaksud yang senantiasa bekerja dan berusaha demi meraih cita--cita kita.
4. Karena kita begitu luar biasa. Jika kita melihat di masa lalu bagaimana peran pemuda dalam proses mencapai kemerdekaan. Tidak sedikit pula ide-ide dari pemuda di zaman itu yang begitu luar biasa dan menginspirasi bangsa kita.
5. Karena pemuda yang senantiasa terpaut hatinya dengan ilmu-ilmu Agama lebih dicintai ALLAH karena mereka rela meninggalkan kesenangan masa muda mereka hanya untuk beribadah kepada-Nya.
6. Karena pemuda itu memiliki semangat yang sangat besar. Di dalam dirinya hanya ada rasa optimis namun tidak melupakan doa dan ikhtiar juga.
7. Karena pemuda adalah generasi pengganti, yaitu generasi yang akan menggantikan generasi buruk sebelumnya yang tidak taat kepada perintah ALLAH dan Rasul-Nya.
8.Karena pemuda memilik begitu banyak potensi. Seperti yang diuraikan oleh Imam Hasan Al-Banna : "Sesungguhnya pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalnnya, semangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan dalam beramal dan berkorban untuk mewujudkannya". Keempat rukun inilah yang melekat pada diri pemuda yang menyebabkannya begitu luar biasa.
9. Karena pemuda memiliki banyak kelebihan. Pertama, kekuatan spiritual : iman, taqwa, dan ikhlas. Kedua, kekuatan intelektual : ingatan dan analisa yang tajam. Ketiga, kekuatan emosional yang menggelora dan meledak-ledak,  semangat dan kemauan yang kuat. Dan keempat, kekuatan fisik : tubuh masih segar dan sehat, otot-otot masih kuat sebagai motor penggerak.
10. Karena kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?

Tetap semangat para pemuda dan pejuang kejayaan ISLAM. Tidak ada yang sia-sia jika kita telah berjuang dengan ikhlas.
»»  READMORE...

Rabu, 18 April 2012

Dakwah Mah Dakwah Aja

Dakwah mah dakwah aja! Gak usah lihat-lihat yang lain udah kerja atau belum. Nanti malah jadinya ngedumel karena dakwah sendirian. Santai aja, bro! Husnudzon… boleh jadi yang lain masih ada kerjaan dakwah yang lain. Kerjain aja dulu kalo emang masih bisa dikerjain. Ya gak?
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir nanti jadi repot atau banyak waktu yang kebuang. Nanti malah bikin stress sendiri karena gak bisa bagi waktu. Kalau kata temen ane begini, “ikhlas adalah jawaban yang tepat.”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah bangga sama prestasi pribadi. Padahal baru juga berbuat sedikit, eh udah merasa lebih baik dari orang lain lagi. Wah, parah dah tuh!
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir ini harus gimana, nanti larinya ke mana, dan kapan anu-anunya. Jalani aja dulu. Lakukan yang bisa dilakukan sembari pelajari apa-apa yang belum dipahami.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah ngerasa kenapa rekan-rekannya sedikit atau 4L (Lu Lagi Lu Lagi). Karena boleh jadi yang dipilih oleh Allah adalah yang sedikit itu. Kalo bahasa langitnya, “ada kita ataupun tidak, dakwah ini akan tetap berjalan!”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikirin hasilnya tar sukses apa kagak atau kapan nanti berhasil. Serahin aja hasilnya sama Allah. Yang penting usaha dulu. Masa depan kan siapa yang tahu.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah buru-buru. Santai aja, bro! Enjoy… Kalo buru-buru, entar jadinya setengah mateng. Semua hasil yang baik butuh proses yang mantap, bro! Let it flow aja.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah muluk-muluk pengen ini pengen itu kalau emang keadaan gak memungkinkan. Semangat boleh tapi harus realistis, bro. Kerjain aja dulu yang bisa dikerjain. Boleh jadi dengan itu akan jadi langkah awal untuk hasil dakwah yang lebih besar lagi nantinya.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah aneh-aneh. Pengen jadi dua kepribadianlah. Pengen terkesan misteriuslah. Pengen sok kerenlah. Ah, lagu lama tuh! Yang ikhwan pengen keren. Yang akhwat pengen imut. Atau di dunia nyata wibawa, eh di dunia maya tak berbudaya. Haduh… Pesennya, kembalilah ke jalan yang benar.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah plin-plan. Bentar dakwah bentar maksiat. Apa kata akhirat?
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah nunggu jadi orang suci dulu baru mau dakwah. Di dunia ini emang gak ada orang yang sempurna. Nah, kalau udah tahu kalau gak ada orang suci, buruan dakwah! Jangan tar-sok (entar besok-besok) melulu. Tar keburu mati lagi. Berabe dah…
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah pusing mikir ini-itu tugas siapa. Emang penting bagi-bagi tugas. Tapi ibarat lagi mancing. Temen kita sedang ke toilet saat kail pancingnya digigit ikan, masa iya kita biarin aja. Bantuin dong ya. Tarik kailnya, ambil ikannya, kasih tahu dah sama temen kalau tadi udah dapat ikan. Intinya, yang penting koordinasi, bro!
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah takut sama masalah-masalah yang dihadapi. Justru karena ada masalahlah hidup itu terasa semakin hidup. Ada masalah, artinya Allah masih sayang sama kita karena masih mau kasih ujian dan perhatian. Dengan masalah, seseorang akan semakin matang adanya.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah minder karena kekurangan diri. Kekurangan bukan untuk dipikirkan, tetapi diusahakan penanggulangannya agar jangan sampai mengganggu produktivitas dalam berdakwah.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah iri dengan keberhasilan orang lain. Setiap medan itu macem-macem tingkatan kesulitannya. Tergantung bagaimana kita menghadapinya. Pengen sukses juga? Yaudah, usaha! Jangan ngedumel terus…
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah tuh menilai hati atau niat seseorang. Kalau ada keburukan atau kekurangan pada orang lain, kasih nasihat aja untuk jadi lebih baik. Gak usah menilai kualitas hatinya. Biar masalah niat dan hati itu urusannya dia sama Allah. Tugas kita bukan untuk menilai hati atau niat, tetapi amar ma’ruf nahi mungkar.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir nanti kita dapat profit (keuntungan) apa nantinya. Justru harusnya kita mikir, profit apa yang bisa saya berikan kepada orang banyak. Semangat, bro! Kalau kata temen ane, “keep hamasah!”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir sampai kapan. Mulai aja belum udah mikirin kapan selesai. Capeek, deh!
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah takut rugi atas apa yang udah dikorbanin. Karena itu semua tidak gratis, semua nanti diganti sama Yang Maha Kaya, yaitu Allah SWT. Masih kuatir bakal bangkrut? Mending muhasabah dulu deh…
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah takut dibilang sok alim nantinya. Ya masih mending dibilang sok alim, daripada dibilang sok kafir, sok fasik, atau sok jahat.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah pusingin perselisihan antar golongan yang ada. Mereka yang ribut, kenapa kita mesti ikut-ikut?
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah malu-malu. Orang-orang jahat aja kalau maksiat aja bangga, masak kita yang mau berbuat baik harus malu. Para missionaris yang bikin banyak orang murtad aja percaya diri banget pas lagi berkhotbah, masak kita yang mau bikin orang jadi muallaf kudu malu-malu. Pede aja lagi.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah disisipin sama tebengan niat-niat yang lain, kaya pengen dapat jodoh, dapat uang, dan lain sebagainya. Karena kata Pak Ustadz, “niatkanlah semuanya untuk menggapai ridha Allah SWT.”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah ditunda-tunda. Cepetan! Tunggu apa lagi? Kok masih baca tulisan ini? :D
Dakwah mah dakwah aja! Gitu aja kok repot…
Hehe
»»  READMORE...

Minggu, 15 April 2012

Mengisi Waktu Luang Kita

Mungkin terdengar sudah tidak asing bagi kita semua jika mendengar kata ini. Namun apakah kita sebagai sudah menjadikan kegiatan ini sebagai aktivitas kita?
Menulis bukanlah suatu yang gampang memang, namun juga bukanlah hal yang susah jika kita memang benar-benar niat untuk merubah diri kita menjadi lebih baik.

Tapi sebelum kita berfikir untuk menulis, maka yang harus diperhatikan adalah apa yang nantinya kelak akan kita tulis. Sebagai seorang muslim hendaklah kegiatan kita selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan positif. Sebab jika tidak maka kelak kita akan diambil alih oleh kegiatan-kegiatan negatif, (copas) hehe.

Saya pernah mendengar "Waktu itu ibarat pedang, jika tidak kita yg menggunakannya dengan baik maka kelak dia yang akan membinasakan kita". Nah mumpung masih ada waktu why not if we try to reading and writing, cause this is can be improve our skill and our knowledge as moslem.
Tidak usah takut salah, atau apapun karena memang untuk menjadi seorang dewasa dan ahli itu biasanya diawali dengan kesalahan.
Dan jangan sampai karena anggapan ini membuat kita untuk terus mengembangkan potensi diri kita yang masih tertidur.

Jadi tunggu apa lagi, perbuatan baik itu jangan ditunda-tunda lagi kalo sudah bisa kita kerjakan saat itu jg.
Fastabikul Khoirat, Syukron..
»»  READMORE...

Galau Kok Jadi Trend?

Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena saat ini sedang “jomblo”. Galau karena setelah ‘tebar pesona’ dan ‘banting harga’ namun malam minggu tetap ‘garing’ tanpa sosok kekasih. Galau karena baru saja diputusin dan belum dapat ‘mangsa’ baru. Galau karena ‘ortu’ sang kekasih menanyakan kapan menikah padahal ‘jadian’ sudah 5 tahun.
Sehingga akhirnya ‘FB” penuh dengan status ‘ratapan’, seolah dinding/wall di ‘FB’ itu bagaikan dinding ratapan di Yerusalem dimana banyak Yahudi meratap padanya.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Israa ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Karena pacaran itu awalnya kenalan, kemudian pegangan, yang akhirnya tergoda syetan untuk melelang ‘kehormatan’ atas nama ‘penjajagan’.

Maka daripada engkau galau, bukalah buku dan belajarlah jika engkau adalah pelajar dan mahasiswa, berkaryalah dengan professional dan maksimalkan potensi diri jika engkau adalah pekerja dan jika engkau telah ‘mampu’ menikah maka ‘ta’aruf’lah dan segeralah menikah setelah khitbah. Masa antara khitbah dan akad nikah bukanlah semacam ‘masa sanggah’ pada tender-tender proyek untuk memberikan kontestan lain melakukan ‘keberatan’ atau semacam masa ‘orientasi pra nikah’ sehingga ‘legal’ untuk menjalankan beberapa ‘rutinitas’ suami istri.

Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena sedang menghitung hari masa jabatan padahal belum mengembalikan ‘pinjaman’ dari sahabat dan handai taulan. Galau karena ‘elektabilitas’ menurun padahal ongkos pencitraan telah digelontorkan. Galau karena ‘mahar’ yang disiapkan belumlah cukup untuk operasional masa pemilihan. Yang akibatnya hatimu risau akan menjadi ‘pengangguran’ yang memaksamu melupakan kehormatan dan kemewahan kehidupan.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 26 :” Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Karena hakikatnya jabatan adalah ‘pemberian’ Allah yang dipergilirkan kepada hamba-Nya.
Maka daripada engkau galau, bukalah lembaran-lembaran waktu dalam ingatanmu dan bermuhasabahlah lalu tanyakan kepada hatimu apakah engkau telah amanah dengan tanggungjawab yang dibebankan dan adil terhadap orang-orang yang engkau pimpin.
Karena “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dan jika adil, maka engkau telah mendapatkan perlindungan dari Allah di hari yang tidak ada perlindungan selain dari-Nya : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, Seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan (dipertautkan)” dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya saya takut kepada Allah.”Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena tetangga sebelah membeli TV flat 32” merk terkenal sedangkan dirumah TV 14” yang sudah pudar warnanya. Galau karena tetangga yang baru pindah memiliki MPV padahal masih muda sedangkan dirumah motor butut yang kadang-kadang mogok. Galau karena karena tidak mendapatkan tiket konser boyband Korea padahal sudah berdesakan dalam antrian. Galau karena sahabatmu mengirim sms :”Minta pin BB dong”, padahal ditangan adanya HP ‘seribu ummat’ sehingga engkau tidak bisa BBM-an untuk minta Apel Malang atau update ‘FB’ dan twiter.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 14 :”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Karena hakikatnya kehidupan dunia adalah sementara dan pasti kita akan kembali ‘pulang’ ke ‘kampung’ akhirat.
Maka daripada engkau galau, syukurilah apa yang ada saat ini sembari berusaha menambah nafkah untuk mencukupi kebutuhanmu. Pintar-pintarlah memilih antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’ sehingga engkau tepat membelanjakan hartamu. Berinfaq dan bersedekahlah dengan ikhlas karena sebenarnya itulah hartamu yang akan engkau bawa pulang ke negeri yang kekal. Itulah hartamu yang akan menerangimu di Alam Kubur dan menjadi istanamu di syurga-Nya.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena Ujian Akhir Nasional (UAN) sebentar lagi tiba. Galau karena engkau tidak mau anak didikmu gagal dalam pelajaran yang engkau ampu. Galau karena engkau khawatir prosentase kelulusan di sekolahmu tidak 100% sehingga menurunkan minat para calon pendaftar dan membuatmu terancam digeser dari posisi kepala sekolah. Galau karena sebagai kepala instansi yang membidangi pendidikan engkau takut jabatanmu lepas dan digeser karena prosentase kelulusan di daerahmu tidak memenuhi target yang ditetapkan kepala daerah.
Galau karena sebagai kepala daerah engkau takut prosentase kelulusan di daerah yang engkau pimpin tidak 100% sehingga tidak bisa dibanggakan saat kampanye pemilihan yang kedua dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Yang akhirnya kegalauan itu mendorongmu berbuat ‘curang’ dengan menebar kebaikan kepada para peserta UAN untuk dapat menjawab soal di ruang ujian.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Baqoroh ayat 186 :” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Karena meminta kepada Allah yang akan mengabulkan do’a adalah lebih baik daripada menjadi ‘pahlawan’ di ruang ujian.
Maka setelah itu bertawakalah kepada Allah setelah engkau berusaha maksimal sesuai QS Ali Imron ayat 159 :”…….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Pasrahkanlah segala sesuatunya karena tidak ada satupun yang akan luput dari-Nya dan takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia :” Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Dan jika setelah petunjuk dari Allah engkau terima namun tetap menjadi penggemar 'Andilau' (antara dilemma dan galau) dan tetap mengatakan :” Aku galau…”. Maka satu yang tepat untuk menjawabnya adalah ungkapan ‘kamseupay”.
»»  READMORE...