Rabu, 18 April 2012

Dakwah Mah Dakwah Aja

Dakwah mah dakwah aja! Gak usah lihat-lihat yang lain udah kerja atau belum. Nanti malah jadinya ngedumel karena dakwah sendirian. Santai aja, bro! Husnudzon… boleh jadi yang lain masih ada kerjaan dakwah yang lain. Kerjain aja dulu kalo emang masih bisa dikerjain. Ya gak?
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir nanti jadi repot atau banyak waktu yang kebuang. Nanti malah bikin stress sendiri karena gak bisa bagi waktu. Kalau kata temen ane begini, “ikhlas adalah jawaban yang tepat.”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah bangga sama prestasi pribadi. Padahal baru juga berbuat sedikit, eh udah merasa lebih baik dari orang lain lagi. Wah, parah dah tuh!
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir ini harus gimana, nanti larinya ke mana, dan kapan anu-anunya. Jalani aja dulu. Lakukan yang bisa dilakukan sembari pelajari apa-apa yang belum dipahami.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah ngerasa kenapa rekan-rekannya sedikit atau 4L (Lu Lagi Lu Lagi). Karena boleh jadi yang dipilih oleh Allah adalah yang sedikit itu. Kalo bahasa langitnya, “ada kita ataupun tidak, dakwah ini akan tetap berjalan!”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikirin hasilnya tar sukses apa kagak atau kapan nanti berhasil. Serahin aja hasilnya sama Allah. Yang penting usaha dulu. Masa depan kan siapa yang tahu.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah buru-buru. Santai aja, bro! Enjoy… Kalo buru-buru, entar jadinya setengah mateng. Semua hasil yang baik butuh proses yang mantap, bro! Let it flow aja.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah muluk-muluk pengen ini pengen itu kalau emang keadaan gak memungkinkan. Semangat boleh tapi harus realistis, bro. Kerjain aja dulu yang bisa dikerjain. Boleh jadi dengan itu akan jadi langkah awal untuk hasil dakwah yang lebih besar lagi nantinya.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah aneh-aneh. Pengen jadi dua kepribadianlah. Pengen terkesan misteriuslah. Pengen sok kerenlah. Ah, lagu lama tuh! Yang ikhwan pengen keren. Yang akhwat pengen imut. Atau di dunia nyata wibawa, eh di dunia maya tak berbudaya. Haduh… Pesennya, kembalilah ke jalan yang benar.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah plin-plan. Bentar dakwah bentar maksiat. Apa kata akhirat?
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah nunggu jadi orang suci dulu baru mau dakwah. Di dunia ini emang gak ada orang yang sempurna. Nah, kalau udah tahu kalau gak ada orang suci, buruan dakwah! Jangan tar-sok (entar besok-besok) melulu. Tar keburu mati lagi. Berabe dah…
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah pusing mikir ini-itu tugas siapa. Emang penting bagi-bagi tugas. Tapi ibarat lagi mancing. Temen kita sedang ke toilet saat kail pancingnya digigit ikan, masa iya kita biarin aja. Bantuin dong ya. Tarik kailnya, ambil ikannya, kasih tahu dah sama temen kalau tadi udah dapat ikan. Intinya, yang penting koordinasi, bro!
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah takut sama masalah-masalah yang dihadapi. Justru karena ada masalahlah hidup itu terasa semakin hidup. Ada masalah, artinya Allah masih sayang sama kita karena masih mau kasih ujian dan perhatian. Dengan masalah, seseorang akan semakin matang adanya.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah minder karena kekurangan diri. Kekurangan bukan untuk dipikirkan, tetapi diusahakan penanggulangannya agar jangan sampai mengganggu produktivitas dalam berdakwah.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah iri dengan keberhasilan orang lain. Setiap medan itu macem-macem tingkatan kesulitannya. Tergantung bagaimana kita menghadapinya. Pengen sukses juga? Yaudah, usaha! Jangan ngedumel terus…
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah tuh menilai hati atau niat seseorang. Kalau ada keburukan atau kekurangan pada orang lain, kasih nasihat aja untuk jadi lebih baik. Gak usah menilai kualitas hatinya. Biar masalah niat dan hati itu urusannya dia sama Allah. Tugas kita bukan untuk menilai hati atau niat, tetapi amar ma’ruf nahi mungkar.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir nanti kita dapat profit (keuntungan) apa nantinya. Justru harusnya kita mikir, profit apa yang bisa saya berikan kepada orang banyak. Semangat, bro! Kalau kata temen ane, “keep hamasah!”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah mikir sampai kapan. Mulai aja belum udah mikirin kapan selesai. Capeek, deh!
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah takut rugi atas apa yang udah dikorbanin. Karena itu semua tidak gratis, semua nanti diganti sama Yang Maha Kaya, yaitu Allah SWT. Masih kuatir bakal bangkrut? Mending muhasabah dulu deh…
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah takut dibilang sok alim nantinya. Ya masih mending dibilang sok alim, daripada dibilang sok kafir, sok fasik, atau sok jahat.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah pusingin perselisihan antar golongan yang ada. Mereka yang ribut, kenapa kita mesti ikut-ikut?
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah malu-malu. Orang-orang jahat aja kalau maksiat aja bangga, masak kita yang mau berbuat baik harus malu. Para missionaris yang bikin banyak orang murtad aja percaya diri banget pas lagi berkhotbah, masak kita yang mau bikin orang jadi muallaf kudu malu-malu. Pede aja lagi.
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah disisipin sama tebengan niat-niat yang lain, kaya pengen dapat jodoh, dapat uang, dan lain sebagainya. Karena kata Pak Ustadz, “niatkanlah semuanya untuk menggapai ridha Allah SWT.”
Dakwah mah dakwah aja! Gak usah ditunda-tunda. Cepetan! Tunggu apa lagi? Kok masih baca tulisan ini? :D
Dakwah mah dakwah aja! Gitu aja kok repot…
Hehe
»»  READMORE...

Minggu, 15 April 2012

Mengisi Waktu Luang Kita

Mungkin terdengar sudah tidak asing bagi kita semua jika mendengar kata ini. Namun apakah kita sebagai sudah menjadikan kegiatan ini sebagai aktivitas kita?
Menulis bukanlah suatu yang gampang memang, namun juga bukanlah hal yang susah jika kita memang benar-benar niat untuk merubah diri kita menjadi lebih baik.

Tapi sebelum kita berfikir untuk menulis, maka yang harus diperhatikan adalah apa yang nantinya kelak akan kita tulis. Sebagai seorang muslim hendaklah kegiatan kita selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan positif. Sebab jika tidak maka kelak kita akan diambil alih oleh kegiatan-kegiatan negatif, (copas) hehe.

Saya pernah mendengar "Waktu itu ibarat pedang, jika tidak kita yg menggunakannya dengan baik maka kelak dia yang akan membinasakan kita". Nah mumpung masih ada waktu why not if we try to reading and writing, cause this is can be improve our skill and our knowledge as moslem.
Tidak usah takut salah, atau apapun karena memang untuk menjadi seorang dewasa dan ahli itu biasanya diawali dengan kesalahan.
Dan jangan sampai karena anggapan ini membuat kita untuk terus mengembangkan potensi diri kita yang masih tertidur.

Jadi tunggu apa lagi, perbuatan baik itu jangan ditunda-tunda lagi kalo sudah bisa kita kerjakan saat itu jg.
Fastabikul Khoirat, Syukron..
»»  READMORE...

Galau Kok Jadi Trend?

Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena saat ini sedang “jomblo”. Galau karena setelah ‘tebar pesona’ dan ‘banting harga’ namun malam minggu tetap ‘garing’ tanpa sosok kekasih. Galau karena baru saja diputusin dan belum dapat ‘mangsa’ baru. Galau karena ‘ortu’ sang kekasih menanyakan kapan menikah padahal ‘jadian’ sudah 5 tahun.
Sehingga akhirnya ‘FB” penuh dengan status ‘ratapan’, seolah dinding/wall di ‘FB’ itu bagaikan dinding ratapan di Yerusalem dimana banyak Yahudi meratap padanya.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Israa ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Karena pacaran itu awalnya kenalan, kemudian pegangan, yang akhirnya tergoda syetan untuk melelang ‘kehormatan’ atas nama ‘penjajagan’.

Maka daripada engkau galau, bukalah buku dan belajarlah jika engkau adalah pelajar dan mahasiswa, berkaryalah dengan professional dan maksimalkan potensi diri jika engkau adalah pekerja dan jika engkau telah ‘mampu’ menikah maka ‘ta’aruf’lah dan segeralah menikah setelah khitbah. Masa antara khitbah dan akad nikah bukanlah semacam ‘masa sanggah’ pada tender-tender proyek untuk memberikan kontestan lain melakukan ‘keberatan’ atau semacam masa ‘orientasi pra nikah’ sehingga ‘legal’ untuk menjalankan beberapa ‘rutinitas’ suami istri.

Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena sedang menghitung hari masa jabatan padahal belum mengembalikan ‘pinjaman’ dari sahabat dan handai taulan. Galau karena ‘elektabilitas’ menurun padahal ongkos pencitraan telah digelontorkan. Galau karena ‘mahar’ yang disiapkan belumlah cukup untuk operasional masa pemilihan. Yang akibatnya hatimu risau akan menjadi ‘pengangguran’ yang memaksamu melupakan kehormatan dan kemewahan kehidupan.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 26 :” Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Karena hakikatnya jabatan adalah ‘pemberian’ Allah yang dipergilirkan kepada hamba-Nya.
Maka daripada engkau galau, bukalah lembaran-lembaran waktu dalam ingatanmu dan bermuhasabahlah lalu tanyakan kepada hatimu apakah engkau telah amanah dengan tanggungjawab yang dibebankan dan adil terhadap orang-orang yang engkau pimpin.
Karena “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dan jika adil, maka engkau telah mendapatkan perlindungan dari Allah di hari yang tidak ada perlindungan selain dari-Nya : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, Seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan (dipertautkan)” dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya saya takut kepada Allah.”Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena tetangga sebelah membeli TV flat 32” merk terkenal sedangkan dirumah TV 14” yang sudah pudar warnanya. Galau karena tetangga yang baru pindah memiliki MPV padahal masih muda sedangkan dirumah motor butut yang kadang-kadang mogok. Galau karena karena tidak mendapatkan tiket konser boyband Korea padahal sudah berdesakan dalam antrian. Galau karena sahabatmu mengirim sms :”Minta pin BB dong”, padahal ditangan adanya HP ‘seribu ummat’ sehingga engkau tidak bisa BBM-an untuk minta Apel Malang atau update ‘FB’ dan twiter.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 14 :”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Karena hakikatnya kehidupan dunia adalah sementara dan pasti kita akan kembali ‘pulang’ ke ‘kampung’ akhirat.
Maka daripada engkau galau, syukurilah apa yang ada saat ini sembari berusaha menambah nafkah untuk mencukupi kebutuhanmu. Pintar-pintarlah memilih antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’ sehingga engkau tepat membelanjakan hartamu. Berinfaq dan bersedekahlah dengan ikhlas karena sebenarnya itulah hartamu yang akan engkau bawa pulang ke negeri yang kekal. Itulah hartamu yang akan menerangimu di Alam Kubur dan menjadi istanamu di syurga-Nya.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena Ujian Akhir Nasional (UAN) sebentar lagi tiba. Galau karena engkau tidak mau anak didikmu gagal dalam pelajaran yang engkau ampu. Galau karena engkau khawatir prosentase kelulusan di sekolahmu tidak 100% sehingga menurunkan minat para calon pendaftar dan membuatmu terancam digeser dari posisi kepala sekolah. Galau karena sebagai kepala instansi yang membidangi pendidikan engkau takut jabatanmu lepas dan digeser karena prosentase kelulusan di daerahmu tidak memenuhi target yang ditetapkan kepala daerah.
Galau karena sebagai kepala daerah engkau takut prosentase kelulusan di daerah yang engkau pimpin tidak 100% sehingga tidak bisa dibanggakan saat kampanye pemilihan yang kedua dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Yang akhirnya kegalauan itu mendorongmu berbuat ‘curang’ dengan menebar kebaikan kepada para peserta UAN untuk dapat menjawab soal di ruang ujian.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Baqoroh ayat 186 :” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Karena meminta kepada Allah yang akan mengabulkan do’a adalah lebih baik daripada menjadi ‘pahlawan’ di ruang ujian.
Maka setelah itu bertawakalah kepada Allah setelah engkau berusaha maksimal sesuai QS Ali Imron ayat 159 :”…….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Pasrahkanlah segala sesuatunya karena tidak ada satupun yang akan luput dari-Nya dan takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia :” Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Dan jika setelah petunjuk dari Allah engkau terima namun tetap menjadi penggemar 'Andilau' (antara dilemma dan galau) dan tetap mengatakan :” Aku galau…”. Maka satu yang tepat untuk menjawabnya adalah ungkapan ‘kamseupay”.
»»  READMORE...